Thursday, June 12, 2008

PEMBUNUHAN KREATIVITAS ANAK

Secara tidak sadar sebenarnya kita telah membunuh kreativitas anak di sekolah dasar. Fakta ini kita bisa lihat pada matapelajaran anak SD selama satu minggu mereka hanya mendapatkan satu matapelajaran yang berkaitan dengan daya kreasi anak yaitu: matapelajaran Kerajinan Tangan dan Kesenian (KTK) dengan durasi 2 jam pelajaran.

Coba bandingkan dengan di Jepang untuk setingkat SD ada empat matapelajaran yang berkaitan dengan daya kreasi anak yaitu: matapelajaran ART, MUSIC, HOME ECONOMICS, dan CRAFT, masing-masing matapelajaran tersebut disajikan dengan durasi 4 jam pelajaran dalam seminggu.

Dapat kita bayangkan bagaimana kemampuan daya kreativitas anak dalam mengembangkan daya kreasinya melalui matapelajaran Music, Seni, Kerajinan Tangan, dan Keterampilan Jahit menjahit, Memasak, Menyulam dll.

Pantaslah kalau negara seperti Jepang dapat melahirkan generasi kreatif sebagai tumpuan dalam memajukan negaranya. Tak heran kalau jepang bisa menciptakan robot canggih, karena disekolah sudah dibiasakan membuat hasil karya dari barang bekas dengan disain robot, mobil, gedung bertingkat, pesawat terbang, dsb.

Tak heran pula kalau Jepang terbiasa dengan hidup bersih, disiplin waktu, menghargai orang lain, penuh tanggung jawab, sangat sopan dan santun terhadap sesama, rajin, tekun, ulet, sabar.
Semua itu mereka biasakan dengan pembiasaan disekolah melalui praktek dan karya cipta.

Sepertinya mereka telah mengetahui rahasia perkembangan otak manusia, dan rahasia perkembangan emosional anak, sehingga di usia TK dan SD kesempatan tersebut tidak dilewatkan oleh guru dan orang tua murid untuk mengeksplor potensi2 yang dimiliki oleh anak .

Mengapa di negara kita tidak dapat mengetahui rahasia tersebut ? atau sebenarnya mereka mengetahui tapi cuek..tidak ada kemauan untuk memperbaiki generasi penerusnya, karena masing-masing orang di negara ini hanya memikirkan dirinya sendiri atau kelompoknya.

Sudah langka orang-orang yang mau memikirkan bangsanya, semua berlomba meningkatkan kemapanan personal atau kelompok, kalau perlu orang/kelompok lain ditumbangkan demi mencapai ambisi pribadi/kelompok.

Bagaimana memperbaiki kenyataan ini, tentunya dengan mempersiapkan generasi baru melalui perubahan paradigma pendidikan di sekolah dasar dan menengah.

Semoga tulisan ini dapat menjadi pemicu bagi kita untuk tidak membunuh potensi kreativitas anak, dengan tidak diberinya waktu dan kesempatan dalam mengeksplor daya kreasi dan imajinasi anak.

1 comment:

adityArie said...

GOOD IDE...SIR