Wednesday, December 31, 2008

HOWARD GARDNER ASAL BELITONG

HOWARD GARDNER
ASAL BELITONG
( Bedah Buku The Phenomenon, Laskar Pelangi )

Pengelolaan kelas Laskar Pelangi membuat pemerhati dan pengelola pendidikan, Haidar Bagir, berdecak kagum. Ada benih pemahaman konsep multiple intellegences dalam proses pengajaran di SD Muhammadiyah Belitong pada tahun 1970-an, siapa lagi kalau bukan Bu Muslimah, sang inspirator dari laskar pelangi, guru yang amat dicintai oleh murid-muridnya, sekaligus menjadikan muridnya menjadi gila ilmu, dan mampu meraih mimpi-mimpinya sekolah ke Sorbonne, Prancis, serta keliling Eropa dan Afrika.

Bu Muslimah telah lebih dini menemukan paradigma multiple intelligences ( kecerdasan majemuk ). Padahal teori pendidikan itu baru diperkenalkan oleh Dr. Howard Gardner, profesor pendidikan Universitas Harvard, tahun 1983, dan baru populer di Indonesia sepuluh tahun terakhir. Bu Muslimah menerapkan teori multiple intelligences sepuluh tahun sebelum teorinya lahir. Sungguh mengagumkan guru desa dari pedalaman belitong yang hanya bermodalkan CINTA KASIH dan KEIKHLASAN.

Tentu saja konsep multiple intelligences tidak terlalu disadari oleh Bu Muslimah ketika mengajar. Juga belum dikenal oleh kepala sekolah SD tersebut ( Pak Harfan ) yang kata Andrea Hirata, bila berorasi sejam serasa semenit, karena saking memukaunya.

Ukuran kecerdasan bagi Bu Muslimah tidak tunggal, tapi beragam. Murid cerdas bukan hanya monopoli anak jago matematika, seperti Lintang. Sosok demikian hanya menunjukkan salah satu jenis kecerdasan : logical-mathematical intelligence.
Anak yang ulung mengarang dongeng, sekalipun kadang bualan, dan merdu melantunkan gurindam, semacam Mahar, juga berhak menyandang sebutan cerdas pada dimensi berbeda : linguistic dan musical intelligence.

Siswa yang lemot dalam berhitung, namun sok tahu, bermulut besar, banyak teori, selalu optimistis, dan punya jaringan luas seperti Kucai, yang karenanya terus-menerus jadi ketua kelas, tidak berhak dimaki, ” Bodoh!”. Ia memiliki sisi lain kecerdasan : interpersonal dan linguistic intelligence.

Begitulah potret anggota laskar pelangi. Bu Muslimah merangsang setiap jenis kecerdasan itu berkembang secara alamiah. Sesuai kapasitas otak, bakat, emosi, dan mental anak. Bu Mus mengajar dengan pendekatan demikian itu hanya dengan mengandalkan naluri kepedulian pada pendidikan anak.

Murid jenius seperti Lintang terus ditantang sampai titik maksimal, keliaran rasa ingin tahu dan daya jelajah otaknya. Ketika Lintang dalam tempo cepat mampu menjawab pertanyaan, ” 13 kali 6, kali 7 tambah 83 kurang 39 !”, Bu Mus selain memberi sanjungan yang membesarkan nyali, juga menambah dengan pertanyaan lebih menantang, ” 18 kali 14 kali 23 tambah 11 tambah 14 kali 16 kali 7.” Kurang 7 detik, Lintang mampu menjawab dengan tepat.

Sementara anak dengan bakat kepemimpinan seperti Kucai, ketika sempat kehilangan minat menjabat ketua kelas, lantas diyakinkan oleh Bu Mus, bahwa mengemban amanat kepemimpinan adalah tugas mulia dan didoakan banyak orang. Kucai pun kembali bersemangat.

Sampai-sampai Andrea Hirata membuat gambaran tentang Kucai, ” Dengan gabungan sifat kucai yang populis, sok tahu, oportunis,, plus otaknya yang lemot, Kucai memiliki semua kualitas menjadi seorang politisi.”

Sedangkan Harun yang terbelakang mental, setiap menjawab pertanyaan, baik jawaban salah maupun benar, dan lebih sering salah, selalu diacungi jempol oleh Bu Mus. Meski Harun tidak bisa menulis, tapi selalu diikutkan naik kelas, walau tanpa rapor.

Bagi Bu Mus, yang penting, Harun tetap semangat bersekolah, paling tidak, ia menjadi berkesempatan menikmati interaksi dan sosialisasi dengan anak-anak normal sebayanya. Kalaupun kualitas ilmu tidak membaik, paling tidak kualitas akhlaknya, tindak-tanduknya, dan tutur katanya terus bisa diperbaiki, sungguh suatu sifat bijak dan berkeadilan yang dimiliki oleh seorang guru desa yang bernama Bu Muslimah.

Menurut Haidar Bagir ” Dalam paradigma multiple intelegences, kenakalan murid tidak dilihat secara buruk.” Sebetulnya tidak ada anak nakal dalam arti negatif, itu hanya anak-anak yang memiliki kecerdasan yang berbeda-beda.

Kata Thomas Amstrong, ” Itu bukan anak nakal, Anak yang kalau kita mengajar dia ngomong terus, berarti anak yang kecerdasan verbal-linguistiknya tinggi. Anak yang kalau kita mengajar lari-lari terus, juga bukan anak nakal, tapi anak yang kecerdasan fisikal-kinestetiknya tinggi. Anak yang kalau kita mengajar, dia tidak mendengarkan, melamun terus, itu kecerdasan interpersonalnya tinggi.”

Kemudian Haidar melanjutkan bahwa,” Mereka seolah-olah ingin mengatakan kepada gurunya, ” Saya ini senang diajar gerak. Kalau anda tidak mengajar saya banyak gerak, saya akan gerak sendiri. Saya ini senang ngomong, kalau nggak dikasih kesempatan ngomong, saya akan ngomong sendiri.”

Kini bukan zamannya lagi, orang tua atau guru memarahi anak atau murid mereka dengan mengatakan, ” Kamu cuma pinter bicara, tapi matemetika bodoh.” Setiap anak memiliki dimensi kecerdasannya sendiri-sendiri. Dan Bu Muslimah telah menerapkan prinsip, yang belakangan dipolpulerkan Howard Gardner itu, sejak tahun 1970 an di kampung pedalaman pulau Belitong.

Cinta kasih membuat Bu Muslimah menjadi Howard Gardner sekian puluh tahun sebelum Gardner menelorkan teorinya: Multiple Intelligences.

Setiap anak mempunyai kecerdasan sendiri-sendiri. Semua jenis kecerdasan harus dirangsang agar berkembang secara alamiah. Sesuai kapasitas otak, bakat, emosi, dan mental anak.

Tak ada anak bodoh dan nakal. Kenakalan anak tidak dilihat secara buruk. Itu hanyalah ekspresi anak mengajari gurunya, ” Bila mau membuat saya pintar beginilah caranya.”

Itulah sebagian dari kepiawaian dari seorang guru desa bernama Bu Muslimah yang sungguh mengagumkan beberapa pakar dan pemerhati pendidikan dalam teknik mengajar, belum lagi bagaimana Bu Muslimah membuat muridnya GILA ILMU seperti Andrea Hirata.

Sungguh suatu pelajaran berharga bagi para pembina pendidikan yang ada di negeri tercinta ini, apakah mampu menjadikan fenomena ini menjadi cikal bakal berubahnya arah pendidikan di Indonesia. Atau mereka tetap asyik dengan teknik yang kaku, sebagaimana yang terjadi saat ini, senang mengejar nilai tinggi dan medali ?.


Disarikan oleh : arman andi amirullah
Dit.Pembinaan Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar.
.

Wednesday, December 17, 2008

HUMOR ALA MARYAMAH KARPOV

HUMOR ALA MARYAMAH
KARPOV
Oleh: Mr.Guasa

Sungguh cerdas si anak belitong, Andrea Hirata alias Ikal, alias Tonto, alias Andis begitu Bu Muslimah memanggil penulis laskar pelangi yang fenomenal itu.
Novel terakhirnya dari rangkaian cerita tetralogi laskar pelangi telah dilaunching di salah satu stasiun TV Swasta diberi judul yang menarik penuh misteri, dan membuat orang penasaran kenapa nama Maryamah ( asli melayu ) digabung dengan nama karpov ( nama belakang pemain catur Rusia ) sungguh suatu ide yang cemerlang sehingga orang menjadi tambah penasaran untuk membaca buku tersebut, apalagi buku sebelumnya juga menjadi best seller.

Namun penulis tidak akan mengupas kenapa Maryamah diberi gelar Karpov? atau kenapa buku terakhir dari tetralogi laskar pelangi diberi judul Maryamah Karpov oleh penulisnya, agar pembaca tambah penasaran untuk membaca buku tersebut yang penuh dengan petualangan dan humoristik.

Penulis ingin mengajak pembaca untuk menikmati rasa humor si Ikal penulis laskar pelangi dalam buku ke empat ”Maryamah Karpov.”
Pada Mozaik 20 halaman 118 -126 yang berjudul ” Berahim Harap Tenang ” dikisahkan seorang pemuda melayu bernama Berahim yang pekerjaan sehari-harinya sebagai tukang operator proyektor film bioskop di belitong timur, sebelum film dimulai selalu diputar lagu pembukaan” Garuda Pancasila”. Dan yang selalu duduk dibangku paling depan adalah ” Kamsir Si Buta dari Gua Hantu ” karena kemana-mana selalu menenteng monyet di pundaknya persis pendekar Si Buta dari Gua Hantu yang sehari-harinya sebagai juru dempul perahu yang terobsesi dengan film, sehingga tak pernah cukup jika belum menonton film yang sama – delapan kali. Meski bioskop kosong Kamsir pasti duduk paling depan.

Suatu ketika ia menonton film Si Buta dari Gua Hantu, pulang dari bioskop dia jadi senewen, Ibunya bingung melihat Kamsir tak mau makan, tak mau tidur, gelisah karena ingin bertemu Ratno Timoer pemeran Si Buta dari Gua Hantu, Ia kemudian menabung hasil mendempul dua belas perahu selama empat bulan dan tak seorangpun bisa menghalanginya berlayar ke Jakarta untuk menemui Ratno Timoer. Kamsir dilanda sakit gila nomer sebelas: ingin jadi jagoan seperti dalam film.

Berahim Harap Tenang, juru pancar film- Ia dianugerahi julukan antik itu sebab setiap ganti rol, Ia memasang slide text HARAP TENANG di layar. Suatu ketika Berahim memutar rol kelima pada jeda ketiga, rol terakhir diputar jadi rol keempat. Ia keliru, akibatnya penjahat film itu yang tadinya sudah mati jadi hidup lagi.

Selidik punya selidik, Berahim Harap Tenang rupanya sering melakukan kesalahan yang sama. Desas desus beredar, Ia dicurigai sengaja salah, terutama jika dalam rol kedua film jagoan atau penjahatnya mati. Ki Chong pemilik bioskop, tak dapat bertindak lantaran hanya Berahim satu-satunya umat Nabi Muhammad di Belitong Timur yang dapat mengoperasikan proyektor film kuno yang banyak tuas, tombol, dan kabel-kabelnya itu. Maka suka-suka Berahimlah. Ia memposisikan dirinya sendiri sebagai sutradara dengan cara menukar-nukar rol film. Maka mati hidup penjahat atau jagoan dalam film, berada ditangannya. Berahim menderita sakit gila nomor tiga puluh: merasa dirinya seperti Dewa Marduk pujaan kaum sesat Babilonia, bisa menghidupkan orang mati.

Di luar bioskop, beberapa orang bersarung ( suku bugis ) berdebat dengan orang Tionghoa tentang penjahat yang mati lalu hidup lagi.

Larengke marah-marah !
” Aku tonton pelem ini di Pangkal Pinang penjahatnya itu dikasih mati sama itu pendekar, mati ! Tak pernah dia hidup lagi !”

Keponakan Ki Chong berkomentar....!
” Ke, dari dulu kudengar kabar, film-film di Pangkal Pinang memang tidak ada yang beres! Kalau mau cerita yang benar, di bioskop Pamanku inilah..!!”

” Mana mungkin.....,Pelem-nya sama !!”

” Mungkin saja! Semua bisa terjadi dalam film.Orang miskin bisa jadi kaya, Orang kaya jadi miskin! Laki-laki jadi perempuan, Perempuan jadi setan, bisa saja Ke..!”

” Tapi tak ada Orang mati bisa hidup lagi!! ” dengan suara yang tinggi.
Pertengkaran memanas. Terpaksa mereka mendatangi Berahim Harap Tenang. Kebetulan Berahim sedang membuka gembok sepedanya waktu itu. Ia memandang Orang-orang yang bertengkar dengan khusu, dan menjawab secara filosofis, tanpa rasa bersalah.

” Tak usahlah kalian cemaskan. Jagoan atau penjahat yang mati dalam pelem, semuanya masuk neraka!” lalu Ia ngeloyor. Di dalam diri Berahim, aku melihat bagaimana seseorang nantinya akan berevolusi dari sakit saraf menjadi psikopat. Dari 44 macam sakit gila yang telah kudaftar, yang model Berahim ini adalah yang paling berbahaya.

Pada Mozaik ke 28 Andrea Hirata bercerita Bahwa: Orang Melayu amat asosiatif dan metaforik, penuh perlambang dan perumpamaan. Hal itu terefleksi pada hobi mereka berpantun dan menjuluki orang. Meski Islam melarang panggilan-panggilan buruk, mereka nekad saja. Gelar-gelar aneh itu umumnya ditujukan untuk menghina. Karena itu setiap orang berusaha menghindarinya. Namun julukan dalam masyarakat kami, seumpama penyakit cacar. Bisa menimpa siapa saja sembarang waktu. Julukan dapat berangkat dari hal-hal yang sederhana, misalnya ciri-ciri fisik, profesi, kebiasaan, obsesi, atau kejadian.

Muas yang berkulit gelap digelari Muas Petang 30, karena petang 30 adalah istilah orang melayu untuk menyebut malam yang paling pekat saban 30 almanak, sebab tanggal itu bulan tengah tiarap di belahan bumi yang lain. Andrea dipanggil Ikal, lantaran rambutnya yang ikal.
Rustam yang bekerja di koperasi Meskapai Timah dijuluki Rustam Simpan Pinjam. Munawir mengemban amanah majelis tinggi BKM ( Badan Kemakmuran Masdjid ) Al-Hikmah selaku tukang mengumumkan jika umat meninggal dunia. Suaranya lantang bertalu-talu seantero kampung lewat speaker TOA yang mencorong di atas menara masjid ke empat penjuru angin, mengabarkan siapa bin siapa yang wafat, usia berapa, dan alamatnya. Karena jabatan menaklimatkan kematian itu, Munawir dijuluki Munawir Berita Buruk.

Dalam kelompok julukan berdasarkan profesinya terdapatlah korban-korban seperti Mandor Djuasin, Marsanip Sopir Ambulans, dan Mahadip Sherif.
Pak Tua Mansyur Ismail yang biasa dipanggil Modin, penghulu, dan penasihat pernikahan mendapat gelar unik Modin Mahligai.
Makruf,Bc.IP, tamatan sekolah pemasyarakatan di Bandung itu belakangan dijuluki orang Makruf Bui,Bc.IP.

Dari kelompok kebiasaan, muncullah Berahim Harap Tenang dan Berahim Harap Tenang Junior. Munaf yang jika bicara senang memakai kata Katakanlah, melengketlah nama Munaf Katakanlah padanya.
Jika film diputar di MPB ( Markas Pertemuan Buruh ) , orang-orang kampung tak mau memarkir sepedanya dekat sepeda Mahmuddin. Karena tak hanya sekali dua Mahmuddin keliru membawa pulang sepeda orang.

Kebiasaan pelupa Mahmuddin memang sudah keterlaluan. Sering ia membonceng istrinya ke pasar, lalu pulang sendirian. Ia lupa bahwa tadi ia mengantar istrinya.
Mahmuddin adalah kakak kelas Andrea di sekolah laskar pelangi. Gejala pelupa akutnya kali pertama ditemukan kepala sekolah Pak Harfan. Waktu itu Mahmuddin diikutkan lomba membaca deklamasi. Di tengah pertunjukannya ia tertegun seperti orang menahan kencing. Wajahnya tegang tapi menunduk, kakinya ia geser-geser, rupanya ia lupa ayat-ayat deklamasinya. Ketua dewan juri yang bijak mempersilahkan Mahmuddin membaca saja deklamasi itu. Mahmuddin mencari-cari kertas dalam saku baju dan celananya. Tak ada. Ia turun panggung dan mengatakan pada Pak Harfan bahwa catatan deklamasinya terlupa di rumah. Dewan juri dengan sabar menyuruh Mahmuddin pulang untuk mengambil catatan itu sebab Mahmuddin adalah pembaca deklamasi yang berbakat, sayang melewatkan penampilannya. Diperlukan waktu lama menemukan sepeda Mahmuddin karena ia lupa parkir di mana. Ia pulang dan tak menemukan catatannya karena ia lupa di mana ia meletakkannya. Ia kembali ke gedung pertunjukan, melaporkan semuanya pada Pak Harfan.
” Kalau begitu, baca langsung dari bukunya.” Mahmuddin mengerutkan dahinya. ” Buku yang mana, Ayahanda Guru ?”
” Buku Risalah Deklamasi yang kupinjamkan padamu.” Mahmuddin seperti bingung.
” Mungkin Ayahanda lupa, aku tak pernah dipinjami buku oleh Ayahanda.” lagi-lagi Mahmuddin lupa buku yang pernah dipinjami oleh Pak Harfan.

Mahmuddin setelah tamat SD sering berganti-ganti pekerjaan gara-gara soal lupa. Ia pernah diangkat Ketua Karmun menjaga pintu air. Akibatnya fatal, kampung berkali-kali banjir gara-gara Mahmuddin lupa. Pernah pula ia jadi TLH ( Tenaga Lepas Harian ) yang disewa tuan pos pada musim sibuk lebaran. Kantong pos untuk Tanjong Pandan dilabelinya Tanjung Pinang, terpaksa warga Tanjong Pandan menerima kartu lebaran Idul Fitri pada saat Lebaran Idul Adha. Berbagai kartu ucapan selamat, berduka, dan undangan menjadi basi. Luar biasa karunia daya ingat yang diberikan Tuhan kepada manusia. Sebab jika bidang itu tak beres, maka kacau balaulah semuanya. Sejak kejadian yang menghebohkan itu, Mahmuddin dijuluki MAHMUDDIN PELUPA.

Lain pula kisah Marhaban. Ia yang selalu bertugas sebagai komandan pasukan baris berbaris pada acara tujuh belas Agustus digelari Marhaban Hormat Grak. Waktu meninggal namanya di batu nisan tetap Marhaban Hormat Grak. Semua orang tak kenal bahwa nama aslinya Marhaban Fadilah Ansyari bin Hasan Muslim Ansyari. Bahkan sering terjadi, pemilik nama yang telah puluhan tahun dipanggil dengan nama julukan, lupa akan nama aslinya sendiri. Marhaban punya anak yang beranjak dewasa, dan orang-orang kampung mulai memanggilnya Marhaban Hormat Grak II.

Dari kelompok obsesif:
Rofi’i tergila-gila ingin jadi Bruce Lee. Pakaiannya seperti Bruce Lee. Sering tanpa alasan jelas ia menepis hidungnya sendiri, kemana-mana membawa senjata double stik khas Bruce Lee meski hanya untuk menakut-nakuti anjing orang-orang Khek, akhirnya ia dijuluki Rofi’i Bruce Lee.
Lain lagi dengan Muslimat tergila-gila dengan Rambo sehingga kemana-mana selalu mengikat kepalanya maka dijuluki Muslimat Rambo. Daud ingin menjadi penyanyi terkenal Malaysia P.Ramlee, maka ia dipanggil Daud Biduan, Ramlah punya obsesi yang sama ingin menjadi penyanyi walau suaranya sumbang sehingga dia dipanggil Ramlah Biduanita. Sementara Mustahaq mati-matian memodifikasi sepeda motor rongsokan Honda V80-nya agar tampak seperti Harley. Maka ia dianugerahi gelar kehormatan Mustahaq Davidson. Reza Pahlawan Dirgantara bin Seliman, pendulang timah penderita sakit gigi itu, disebabkan kegilaannya pada layar tancap, di manapun ia datangi walau hanya siaran propaganda keluarga berencana, akhirnya dipanggil Tancap bin Seliman.

Mursyiddin selalu terobsesi dengan jemuran orang. Jemuran yang melambai-lambai ditiup angin ia maknai sebagai sedang memanggil dirinya. Alhasil dianugerahilah, dengan penuh kehormatan dan rasa sayang persahabatan, padanya nama Mursyiddin 363, sebuah nama yang terinspirasi oleh KUHAP pasal 363, soal hukum percolongan benda remeh temeh.

Lain lagi dengan Jumiadi , buruh kasar, pejantan tulen, lelaki tegak lurus, lelaki pendulang timah yang melankolik. Jumiadi bisa menangis tersedu-sedu hanya karena di TVRI melihat PSSI kena gulung Malaysia. Ia berhari-hari tak mau makan, sampai menyusahkan Ibunya, lantaran burung tekukur peliharaannya mati. Saban hari Jumiadi mengunjungi pusara burungnya, untuk menabur bunga. Jika mendengar lagu Padamu Negeri, bisa dipastikan Jumiadi meleleh-leleh air matanya. Hati lelaki kuli itu amat perasa, dan anehnya Jumiadi tak pernah menyembunyikan isaknya. Ia tanpa ragu menangis di depan orang banyak jika hatinya sedang pilu, di tengah warung kopi, di pinggir lapangan bola, di dalam bioskop, Jumiadi tersedak-sedak sekehendak hatinya. Karena itu semua , dijulukilah Jumiadi sebagai Setengah Tiang. Inspirasinya dari bendera setengah tiang: Perlambang duka lara.

Lain Jumiadi lain pula Mustajab, Ia sangat ingin namanya seperti orang Barat yang ia dengar dari film bioskop Ki Chong. Lalu ia, menemukan sendiri gelar untuknya: Mustajab Charles Martin Smith.
Zainul Helikopter juga girang kepalang karena julukan tersebut, sebab, julukan itu akan mengingatkan siapa pun akan kehebatannya mendaratkan helikopter Puma TNI-AU dengan gusinya.
Nur, yang pernah disambar petir, tapi selamat dan meninggalkan bekas di sebelah kepalanya seperti hangus, dijuluki Nur Gundala Putra Petir.
A Liong mualaf yang telat disunat mengalami penyembuhan yang cukup lama sampai harus dipasangi Koteka utk menutupi luka sunatnya yang sering bernanah, akhirnya dianugerahi gelar A Liong Koteka.

Namun dalam kelompok berdasarkan kejadian:
Tak ada yang lebih sial dari Muharram. Ia seperti kena kutukan gelar. Semula tak ada yang mengutak-atik namanya yang agung, Muharram Bilalluddin bin Abidin Muchlasin.
Kejadian petaka itu terjadi setelah Muharram ikut lomba panjat pinang di kampung Belitong, dengan susah payah penuh perjuangan yang melelahkan akhirnya Muharram berhasil naik ke puncak pohon pinang dengan bantuan Tim-nya, alhasil setelah di atas, mereka bingung mau ambil hadiah yang mana. Karena hadiahnya semua ditulis di karton yang sama, yang membedakan hanya tulisannya termasuk hadiah motor, sepeda, televisi, kulkas, pulpen, taplak meja, kapur barus, kaus kaki, dan buku gambar. Dengan sorak sorai dari bawah memberi petunjuk kepada Muharram agar mengambil hadiah yang paling mahal, membuat Muharram tambah bingung bukan karena banyaknya hadiah, tapi karena bingung semua tulisannya tak berarti baginya karena tidak bisa membaca alias buta huruf. Akhirnya karena terdesak oleh Tim-nya, dengan penuh keyakinan diambilnya beberapa karton hadiah dan langsung turun dengan penuh semangat dan suka cita. Setelah sesampainya di bawah dibacakan oleh Tim-nya nama hadiah yang berhasil diambil: Pompa sepeda, taplak meja, kapur barus, kaus kaki, dan buku gambar. Sejak kejadian itu, nama Muharram berubah jadi MUHARRAM BUKU GAMBAR.

Peristiwa-peristiwa yang unik tersebut di atas, diceritakan secara menarik oleh Andrea Hirata sebagai penulis sastra yang berbakat, cara penuturan yang kocak dan kejadian yang menggambarkan kehidupan anak Melayu sungguh menghibur para pembaca, dan tentunya itu hanya cuplikan dari 500 halaman dari buku Maryamah Karpov.
Penulis sangat terkesan dengan nama warung kopi yang sering dijadikan tempat berkumpul para anak muda Melayu, tak ketinggalan para orang tua dan para etnis Tionghoa, bernama Warung Kopi ” Usah Kau Kenang Lagi”.

Semoga tulisan ini yang merupakan cuplikan dari buku Maryamah Karpov karya Andrea Hirata dapat menghibur para pembaca, sekaligus menjadi kepuasan tersendiri oleh penulis karena dapat berbagi kebahagiaan kepada orang lain.

With love...
Seperti puisi yang kautuliskan...

Seperti nyanyi yang kaulantunkan..

Seperti senyum yang kausunggingkan..

Seperti pandang yang kaukerlingkan..

Seperti CINTA yang kauberikan..

Aku tak pernah, tak pernah merasa cukup..

( Andrea Hirata )

Cinta sesungguhnya, bagaikan engkau menikmati makanan serasa nikmat bukan kepalang, gurih..., lezat....berselera....., berkeringat....., dengan rasa pedes yang menggigit...., dan alangkah nikmatnya karunia Tuhan bernama CINTA.
( Mr.Guasa/fx,091208 ) by arman andi amirullah, Desember 2008.


Tuesday, November 11, 2008

MENANGKAP PELUANG MENCETAK GENERASI JUJUR MELALUI “KANTIN KEJUJURAN”

DI SEKOLAH DASAR

Oleh : arman andi amirullah

Peluang ini telah digelontorkan oleh Jaksa Agung Hendarman Supandji dalam talk show di salah satu stasiun TV swasta bersama Budayawan Jaya Suprana ( 6/6-08). Yang menarik dalam talk show tersebut adalah Budayawan Jaya Suprana merasa terharu setelah melihat cuplikan rekaman salah satu kantin kejujuran di Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang telah dibentuk oleh Jaksa Agung yang berlokasi di Depok. Dalam tayangan tersebut siswa memberi tanggapan: “Bahwa mereka merasa diberi kesempatan oleh pemerintah untuk berlatih kejujuran, dan berharap sifat jujur dapat melekat dalam kepribadiannya”. Dalam talk show tersebut yang tak kalah menariknya adalah Sang Budayawan menganugerah

kan Rekor MURI kepada Jaksa Agung karena kepeduliannya mendirikan kantin kejujuran terbanyak di dunia sebanyak 831 kantin yang tersebar di seluruh Indonesia.

Momen ini tentunya menjadi angin segar bagi pembangunan moral bangsa melalui penyiapan “generasi jujur” di masa depan. Penulis sangat optimis peluang ini dapat menjadi pintu gerbang memasuki “ERA HEART START” yaitu suatu Era dimana segala sesuatunya dimulai dengan HATI.

BAGAIMANA PELUANG PENANA-MAN SIKAP JUJUR DI SEKOLAH DASAR ?

Tentunya peluang ini sangat terbuka di tingkat Sekolah Dasar, karena di usia inilah sifat-sifat kebajikan dapat mulai di tanamkan melalui pembiasaan-pembiasaan sikap di sekolah sehingga diharapkan sikap kejujuran kelak akan menjadi karakter bagi anak-anak bangsa. Dengan adanya kantin kejujuran di Sekolah Dasar maka akan menjadi suatu pembudayaan sikap jujur secara dini dan membumi, karena lembaga Sekolah Dasar terdapat mulai dari perkotaan sampai daerah –daerah pedalaman di seluruh Indonesia .

Pemerintah telah melakukan berbagai upaya dalam membangun pendidikan di tingkat Sekolah Dasar dari berbagai aspek, baik dari aspek sarana/prasarana, bakat dan prestasi, manajemen, guru, maupun aspek kelembagaan.

Lalu bagaimana dengan aspek Kepribadian Siswa ? sepertinya aspek ini telah terabaikan oleh kita sehingga belum ada program khusus yang digelontorkan oleh pemerintah secara Nasional dalam kaitan pembangunan kepribadian siswa di Sekolah Dasar, padahal aspek inilah yang menjadi kunci pokok dalam membangun peradaban suatu bangsa.

Dengan bergulirnya program penanaman sikap jujur sejak dini, menjadi pemicu bagi pemerintah untuk menangkap peluang tersebut dengan menjadikan sebagai program unggulan di Sekolah Dasar di seluruh Indonesia.

Hal ini perlu segera dilakukan karena pada jenjang inilah perlunya penanaman sikap-sikap dasar kehidupan melalui pembiasaan di sekolah, seperti: bagaimana berlatih menghargai orang lain, bertanggung jawab, jujur, disiplin, tertib, cinta kebersihan, tepat waktu, cinta tanah air, dsb. Manakala penanaman sikap tersebut tidak dilakukan sejak dini, maka jangan harap bangsa ini dapat melahirkan calon-calon pemimpin yang bermoral. Disamping hal-hal mendasar tersebut, Sekolah Dasar juga didukung oleh kondisi yang memungkinkan untuk melakukan penanaman sikap kepada anak karena di Sekolah Dasar menggunakan sistim “Guru Kelas” yang artinya setiap jenjang dari kelas satu sampai kelas enam dibimbing/diajar oleh seorang guru untuk semua matapelajaran kecuali pelajaran Pendidikan Jasmani dan Pendidikan Agama. Sehingga kesempatan atau waktu yang dimiliki oleh seorang guru SD sangat memungkinkan untuk melakukan pembinaan-pembinaan kepada anak didiknya. Berbeda pada jenjang Sekolah Menengah Pertama pada jenjang ini menganut sistim “Guru Matapelajaran” yang artinya setiap matapelajaran diajar oleh guru yang berbeda, walaupun pada jenjang ini ada guru wali kelas namun intensitas pertemuan dengan muridnya sangat sedikit.

Dengan waktu yang cukup banyak dimiliki oleh guru SD dalam bertatap muka terhadap muridnya, membuka peluang yang cukup untuk melakukan penanaman moral kepada anak didik, termasuk sikap jujur pada anak.

Bagaimana peran Departemen Pendidikan dalam menyikapi hal ini?, tentunya sebagai pengambil kebijakan dalam pembangunan pendidikan anak bangsa, harus secara jeli dan cerdas menangkap peluang tersebut dengan mengambil kebijakan-kebijakan taktis maupun strategis dalam mengejawantahkan peluang tersebut. Kebijakan-kebijakan tersebut dapat berupa Peraturan Menteri atau petunjuk-petunjuk teknis kepada Dirjen yang menangani pendidikan dasar untuk melakukan program-program yang berkaitan dengan penanaman sikap yang baik khususnya sikap jujur kepada anak didik sejak usia dini.

Program tersebut dapat berupa bantuan subsidi pembentukan Kantin Kejujuran di setiap Sekolah Dasar baik negeri maupun swasta termasuk Madrasah Ibtidaiyah di seluruh Indonesia. Model pemberian subsidi ini tentunya dapat mengadopsi model subsidi program lain yang sudah berjalan.

Program kantin kejujuran ini dapat menggunakan kantin sekolah yang sudah ada walaupun ada sekolah yang belum mempunyai kantin khususnya sekolah yang berada di pedalaman perlu didirikan kantin sekolah yang sederhana dengan desain suasana pedesaan, bagi sekolah yang sudah memiliki kantin tinggal merubah sistim yang ada, dari sistim konvensional menjadi sistim full Self Services ( semua dilayani oleh siswa sendiri baik membayar, mengambil kembalian maupun mengambil jumlah barang yang dibeli.). Dalam masa pengenalan program ini tentunya perlu diawasi oleh guru sampai program ini menjadi suatu kebiasaan, yang pada akhirnya akan menjadi suatu budaya jujur di Sekolah Dasar. Dana yang dibutuhkan pun hanya dana untuk merapikan, membersihkan kantin yang sudah ada. Program ini dapat dikelola oleh Sekolah atau Komite Sekolah. Disamping menanamkan pembiasaan sikap jujur kepada anak melalui kantin kejujuran ini juga dapat dijadikan pemicu bagi guru untuk berlaku jujur dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik. Momen ini juga dapat digunakan oleh guru untuk melakukan kontrol terhadap jenis jajanan anak yang memenuhi standar kesehatan.

BAGAIMANA DAMPAKNYA BAGI PEMBANGUNAN BANGSA ?

Permasalahan besar yang dihadapi oleh bangsa ini adalah terjadinya dekadensi moral yang cukup parah, sebagai akibat dari kesalahan grand desain penyiapan generasi penerus bangsa. Dengan tidak adanya sikap jujur dalam masyarakat, maka terjadilah penyelenggaraan negara dan transaksi dalam masyarakat yang tidak jujur, sehingga pada akhirnya lambat laun negara ini akan tertinggal jauh dengan negara lain, dan ini sudah terbukti bangsa Indonesia berada di bawah Malaysia, Thailand, Philipina, bahkan Vietnam. Contoh lain baru-baru ini KPK melakukan penggeledahan di kantor Bea Cukai Tanjung Priok telah ditemukan amplop tak bertuan dengan jumlah yang fantastis sebesar 500 juta rupiah, suatu jumlah yang tidak sedikit karena tentunya dikumpulkan hanya dalam beberapa hari. Berapa banyak yang terkumpul dalam setahun ? dan bagaimana dengan instansi lain yang berhubungan dengan pelayanan publik? seperti dunia perpajakan, perminyakan , peradilan, serta lalu lalang keluar masuknya Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) kita.

Semua permasalahan bangsa di atas mengerucut kepada satu persoalan mendasar bangsa ini yaitu diabaikannya sikap KEJUJURAN. Saatnya untuk kita melakukan sesuatu kepada Anak didik kita di Sekolah Dasar demi masa depan bangsa dengan menanamkan sikap Jujur sejak dini melalui pembentukan Kantin Kejujuran di Sekolah Dasar di seluruh Indonesia.

( Penulis adalah Staf Direktorat Pembinaan TK dan SD Ditjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Depdiknas. )

KISAH SEBUAH CANGKIR..!!

KISAH SEBUAH CANGKIR ...!!

Sepasang kakek dan nenek sedang berada di toko souvenir untuk
mencari hadiah bagi ulang tahun cucunya yang tercinta.
Kemudian mata
mereka tertuju kepada sebuah cangkir yang sangat cantik. " Lihat
cangkir itu", kata si nenek pada suaminya. "Kau benar, ini adalah
cangkir tercantik yang pernah aku lihat!", ujar si kakek. Mereka
kemudian menjulurkan tangan untuk mengambil cangkir tersebut. Tepat
saat tangan mereka menyentuhnya si cangkir tiba-tiba berbicara :

" Terima kasih atas perhatiannya. Perlu kalian ketahui, aku dulunya
tidak cantik. Sebelum menjadi cangkir yang dikagumi orang, aku hanyalah
seonggok tanah liat yang tidak berguna. Namun suatu hari, ada seorang
perajin dengan tangan kotor melempar aku ke sebuah roda yang berputar."

" Aku berteriak-teriak karena pusing. :Stop! .. Stop! .. Aku
berteriak, tetapi orang itu berkata, "Belum !!" Lalu ia mulai menyodok
dan meninjuku berulang-ulang. Stop! Stop! Teriakku lagi, tapi orang ini
tidak menghiraukanku serta masih saja meninjuku, menekan-nekan aku
dengan tangannya hingga kadang2 aku gepeng, kembung dan sebagainya.
Bahkan lebih buruk lagi ia memasukkan aku ke dalm perapian. Panas!!
Panas!! teriakku dengan keras. Stop!! Cukup!! Teriakku lagi."

"Orang itu tidak menghiraukan penderitaanku. Akhirnya, ia mengangkat
aku dari perapian itu dan membiarkan aku menjadi dingin. Aku pikir,
inilah akhir penderitaanku. Tapi ternyata ... !!! Belum .. !!! AKu
diberikan kepada seorang wanita yang memberikan warna kepada seluruh
tubuhku. Bahan pewarna berbau menusuk dan sangat lengket sehingga
membuatku sangat tersiksa. Stop! Stop! Aku berteriak dengan putus asa.
" Belum !!", kata wanita itu, bahkan kemudian aku diberikan kepada
seorang pria yang kembali memasukkan aku ke dalam api yang panas dan
membakar!! Bahkan lebih panas dari api yg sebelumnya. Tolong !!
Hentikan penyiksaan ini !! Sambil menangis aku berteriak sekuat2nya.
Namun orang tersebut tetap membakarku, hingga lama kemudian baru aku
diangkat dari api dan dibiarkan dingin dan membeku !!

Setelah benar2 dingin, seorang wanita cantik mengangkatku dan
menempatkan aku dekat kaca. Aku kemudian dapat melihat diriku. Aku
terkehut sekali !!! Aku hampir tidak percaya dengan apa yg kulihat,
karena dari pantulan kaca aku melihat diriku sebagai sebuah cangkir
yang sangat cantik !!! Semua penderitaan dan kesakitan yang aku derita
selama ini seakan-akan sirna, hilang tanpa bekas !! "



Sahabatku, ....

Seperti itulah Tuhan Yang Maha Kuasa membentuk kita. Pada saat Dia
membentuk kita tidaklah menyenangkan, sakit, penuh penderitaan dan
banyak air mata. Tetapi, itulah cara mengubah kita agar menjadi cantik
dan memancarkan kemuliaan-Nya.

Sahabatku,

Anggaplah sebagai suatu kebahagiaan apabila kamu jatuh ke dalam
berbagai cobaan, sebab Anda tau, bahwa ujian menghasilkan ketekunan.
Dan biarkanlah ketekunan itu memperolah buah yang matang supaya Anda
menjadi sempurna, utuh dan tak kekurangan suatu apapun. Apabila Anda
menghadapi ujian hidup, jangan kecil hati karena Tuhan sedang membentuk
anda, walaupun pembentukan2 itu menyakitkan, tetapi setelah melalui
semua proses, Anda akan melihat bahwa Anda bisa lebih cantik dari
cantik yang tercantik sekalipun !!

TETRALOGI LASKAR PELANGI

TETRALOGI LASKAR PELANGI

By: arman amirullah


Ikal alias Andrea Hirata, adalah nama terakhir setelah tujuh kali berganti nama. Ia adalah seorang anak kuli tambang timah di pedalaman pulau belitong, dan dia pun seorang kuli ngambet di pelabuhan merangkap sebagai siswa, Ia seorang yang tidak berlatar belakang sastra, namun mampu menulis novel yang diakui oleh para sastrawan, ” Saya larut dalam empati yang dalam sekali. Sekiranya novel ini difilmkan, akan dapat membangkitkan ruh bangsa yang sedang mati suri ” ( Ahmad Syafi’i Maarif, mantan Ketua PP Muhammadiyah ). Bahkan sebelumnya tidak pernah menulis buku, tiba-tiba dapat menggegerkan dunia para penulis buku. Buku tersebut baru satu minggu beredar sudah dicetak ulang dan sampai saat ini sudah tercetak lebih dari setengah juta copy.

Novel laskar pelangi ditulis oleh penulisnya bukan untuk diterbitkan atau untuk mencari keuntungan dan popularitas, melainkan persembahan seorang murid yang kagum terhadap gurunya., esensi dari buku tersebut adalah : cinta seorang murid terhadap Ibu gurunya.”Sebuah memoar dalam bentuk novel yang sulit dicari tandingannya dalam khazanah kontemporer penulis kita.”( Akmal Nasery Basral, Jurnalis-penulis ).

Julukan Laskar Pelangi adalah julukan yang diberikan oleh Ibu Muslimah kepada muridnya untuk mengobarkan semangat juang bagi muridnya.

Tetralogi laskar pelangi diangkat suatu falsafah pendidikan tentang bagaimana keikhlasan seorang guru terhadap muridnya.

Dalam buku Laskar Pelangi juga diceritakan : bagaimana seorang guru rela mengajar dari kelas 1 SD sampai kelas 3 SMP seorang diri tanpa dibayar. ( hanya dibayar 15 kg beras yg terkadang sudah kutuan dan tidak setiap bulan datang, dan Ibu guru tersebut hanya bermodalkan ijazah SKP yang pada saat itu baru berumur 15 tahun, guru tersebut bernama Ibu Muslimah ).

Dalam wawancara dengan kick andy, Ibu Muslimah mengatakan bahwa bukan gurunya yang pintar tapi muridnya yang pintar : “Saya hanya seorang guru desa yg bodoh”, sungguh suatu sikap rendah hati yang patut dicontoh oleh para guru yang ada di negeri tercinta ini.” Buku Laskar Pelangi memberiku semangat baru yang tak ternilai untuk mengajar murid-murid meskipun kami selalu dirundung kesusahan demi kesusahan, meskipun dunia tidak peduli. Buku ini membuatku sangat bangga menjadi seorang guru.” ( Herni Kusyari, guru di daerah terpencil ).

menurut hemat kami apa yg ditulis oleh andrea hirata dalam tetralogi laskar pelangi adalah cerminan “roh” pendidikan kita ada disana.” Ceritanya berkisah tentang perjuangan dua orang guru yang memiliki dedikasi tinggi dalam dunia pendidikan. Novel ini menunjukkan pada kita bahwa pendidikan adalah memberikan hati kita kepada anak-anak, bukan sekedar memberikan instruksi atau komando, dan bahwa setiap anak memiliki potensi unggul yang akan tumbuh menjadi prestasi cemerlang pada masa depan, apabila diberi kesempatan dan keteladanan oleh orang-orang yang mengerti akan makna pendidikan yang sesungguhnya.” ( Kak Seto, Ketua Komnas Perlindungan Anak ).

Cerita tokoh lintang, adalah cerminan lemahnya kepedulian kita terhadap pendidikan secara menyeluruh. Dalam kasus lintang membuat ikal merasa dendam dengan apa yang dialami oleh lintang dan berjanji tidak mau menjadi lintang ke dua, yaitu seorang siswa jenius yang mengangkat nama baik sekolahnya, dan tidak pernah terlambat sekalipun ke sekolah walaupun jarak dari rumah ke sekolahnya adalah 80 km pulang pergi, dengan menyeberangi sungai yang ada buayanya, terkadang di tengah jalan rantai sepedanya putus tapi tetap lanjutkan perjalanan, juga terkadang hanya karena ingin menyanyikan lagu padamu negeri di sekolah dia bela-belain berangkat ke sekolah. Setelah kelas 3 SMP harus berhenti sekolah karena orang tuanya meninggal dunia dan harus menggantikan peran orang tua untuk menghidupi adik-adiknya.

Sekolahnya sering dilecehkan oleh SD lain, tapi berkat kapasitas intelektual seorang lintang dalam lomba cerdas cermat antar SD di kampungnya dapat mengangkat nama sekolahnya dengan menjuarai lomba cerdas cermat di desanya, dan mampu mematahkan teori guru fisika dari sekolah favorit di kampungnya.

Semangat Kebangsaan yang tinggi dari seorang Andrea Hirata :

Sungguh terharu membaca Motivation Letter yang ditulis oleh Andrea Hirata dalam proposal risetnya untuk memperoleh beasiswa ke Sorbonne Prancis dikatakan bahwa : ” Akan saya sumbangkan seluruh ilmu dan pengalaman riset yang saya dapatkan di Sorbonne demi kemajuan nusa dan bangsa, demi tanah tumpah darah saya! Tak berlebihan saya sampaikan bahwa secara diam-diam, sebenarnya saya telah lama bercita-cita ingin mencurahkan seluruh kemampuan yang saya miliki, tak digajipun tak apa-apa, demi mengangkat harkat dan martabat umat manusia yang masih terbelakang di negeri saya, negeri yang benar-benar saya cintai dengan sepenuh jiwa.....”(Edensor, Buku ke tiga tetralogi Laskar Pelangi ).

Dalam buku ke tiga tetralogi laskar pelangi Andrea Hirata menuliskan kata bijak ” banyak orang yang panjang pengalamannya tapi tak kunjung belajar, tapi tak jarang orang yang pendek pengalamannya tapi dapat mencerahkan sepanjang hidup”. ( andrea hirata, edensor ).

FILOSOFI SEORANG ” GURU ”

Pak,Harfan Kepala Sekolah Andrea Hirata di SD Muhammadiyah Pulau belitong, adalah tifikal “guru” yang sesungguhnya :

Yaitu: bukan hanya mentransfer sebuah pelajaran, tapi juga yang secara pribadi menjadi sahabat dan pembimbing spiritual bagi muridnya. Beliau sering menaikturunkan intonasi, menekan kedua ujung meja sambil mempertegas kata-kata tertentu, dan mengangkat kedua tangannya laksana org berdoa minta hujan ( laskar pelangi, hal.23)

Ketika mengajukan pertanyaan beliau berlari-lari kecil mendekati kami, menatap kami penuh arti dengan pandangan matanya yang teduh seolah kami adalah anak-anak melayu yang paling berharga.

Lalu membisikkan sesuatu di telinga kami, menyitir ayat-ayat suci, menantang pengetahuan kami, berpantun, membelai hati kami dengan wawasan ilmu, lalu diam, diam berpikir, seperti kekasih merindu, indah sekali ( laskar pelangi, hal.24 )

Beliau menorehkan benang merah kebenaran hidup yang sederhana melalui kata-katanya yang ringan namun bertenaga seumpama titik-titik air hujan. Beliau mengobarkan semangat kami untuk belajar dan membuat kami tercengang dengan petuahnya tentang keberanian pantang menyerah melawan kesulitan apapun. Beliau memberi kami pelajaran pertama tentang keteguhan pendirian, ketekunan, keinginan kuat untuk mencapai cita-cita. Beliau meyakinkan kami bahwa hidup bisa demikian bahagia dalam keterbatasan jika dimaknai dengan keikhlasan berkorban untuk sesama. Lalu beliau menyampaikan sebuah prinsip yang secara diam-diam menyelinap jauh dalam dadaku serta memberi arah bagiku hingga dewasa. Yaitu bahwa : ”Hiduplah untuk memberi sebanyak-banyaknya, bukan untuk menerima sebanyak-banyaknya.” (laskar pelangi, hal.24)

” Sebuah kisah tentang anak-anak yang luar biasa, yang mampu melahirkan semangat serta kreativitas yang mencengangkan.” ( Harian Pikiran Rakyat ).

kedalaman ilmu seorang murid bernama ikal dari sekolah kampung yang reot, dengan guru yang sederhana bernama ibu muslimah, dapat dirasakan dalam buku laskar pelangi, yaitu bagaimana ikal mendeskripsikan tentang kebodohan. ” Jika ingin menemui kebodohan maka berangkatlah dari tempat di mana saja di planet biru ini dengan menggunakan tabung roket atau semacamnya, meluncur ke atas secara vertikal, jangan sekalipun berhenti. Gapailah gumpalan awan dalam lapisan tropofer, lalu naiklah terus menuju stratosfer, menembus lapisan ozon, ionosfer, dan bulan-bulan di planet yang asing. Meluncurlah terus sampai ketinggian di mana gravitasi bumi sudah tak peduli. Arungi samudra bintang gemintang dalam suhu dingin yang mampu meledakkan benda padat. Lintasi hujan meteor sampai tiba di eksosfer-lapisan paling luar atmosfer dengan bentangan selebar 1.200 kilometer, dan teruslah melaju menaklukkan langit ketujuh, tempat yang tak pernah memiliki nama, di atas langit ke tujuh, disitulah kebodohan bersemayam.”( Laskar Pelangi, hal.103 ).

Kesuksesan Ikal alias Andrea Hirata menjadi seorang yang sukses dalam mencapai cita-citanya tak lepas dari pengaruh seorang guru dalam memotivasi dan menanamkan prinsip-prinsip kehidupan kepada muridnya sehingga mampu membangun mimpi-mimpi siswanya. Pengaruh pesan yang disampaikan oleh seorang guru sastra sewaktu SMA mampu membawa ikal ke Sourbonne, Paris-Prancis, serta keliling Eropa dan Afrika.

Penulis :

Arman A.Amirullah

Staf Direktorat Pembinaan TK dan SD

Ditjen Mandikdasmen, Depdiknas

Jakarta.

KEAJAIBAN OTAK MANUSIA

KEAJAIBAN OTAK MANUSIA YANG TERABAIKAN

( Bedah Buku Super Great Memory, by Mr.SGM )

Kebanyakan dari kita merasa mempunyai daya ingat yang sangat lemah atau merasa memiliki daya ingat yang menurun dengan alasan bertambahnya usia atau karena memasuki usia senja. Padahal apabila kita mengetahui rahasia otak kita, maka walaupun seluruh informasi yang ada di dunia ini dimasukkan ke dalam otak manusia, otak kita tidak akan penuh bahkan belum cukup separuhnya terisi, sungguh suatu keajaiban yang luar biasa diberikan oleh Allah SWT kepada manusia. Namun sayang manusia tidak mampu membaca rahasia keajaiban otaknya. Akan tetapi hal ini tidak menjadi rahasia lagi setelah diungkap oleh penulis buku “ Super Great Memory “ yang ditulis oleh Mr.SGM ( Irwan Widiatmoko ) Pemegang Rekor Pertama Daya Ingat MURI.

Sebelum kita menjelajahi keajaiban otak manusia, mari kita sejenak memerhatikan bagaimana kemampu-

an otak yang dimiliki oleh seekor lebah :

Lebah dapat membuat tempat penyimpanan madu yang efektif, mereka membuat sarangnya dalam bentuk heksagonal sehingga mampu memuat madu yang banyak dan aman, dalam memenuhi sumber makanannya mereka membagi tugas sesama koloninya, lebah yang mendapat tugas mencari sumber makanan dapat memberi informasi kepada koloni mereka dengan kode tersendiri melalui gerakan tarian khusus dengan meliuk-liukkan badannya sesuai arah yang ditemukan sehingga koloninya dapat dengan mudah menemukan sumber makanannya sebagai bahan untuk diolah menjadi madu.

Lebah menghasilkan madu jauh melebihi dari kebutuhannya demi untuk pemanfaatan bagi kesehatan manusia, suatu tindakan yang sangat mulia dan patut mendapat pelajaran darinya. Bagaimana dengan manusia yang diberi kesempurnaan oleh Allah yang dilengkapi akal pikiran, bentuk rupa yang menawan serta diciptakan bumi dan isinya bahkan seluruh alam semesta ini semua diciptakan oleh Allah Yang Maha Penyayang hanya diperuntukkan bagi kemaslahatan manusia. (menjadi renungan bagi kita semua)

Kelebihan lain yang dimiliki oleh lebah adalah bagaimana membuat madu jadi awet dengan menjaga kelembaban sarangnya. Juga dapat menjaga pertukaran udara manakala suhu udara sedang memanas dengan cara mengipas sarangnya dengan sayapnya untuk mengindari pencemaran udara.

Lebah dapat mengeluarkan getah untuk melem sarangnya jika terjadi kebocoran juga melindungi madu dari serangga yang berhasil masuk ke dalam sarangnya dengan cara pembalsaman. Sungguh suatu kemampuan optimal yang dipertontonkan oleh seekor lebah dengan kapasitas otak hanya 7000 sel . Coba kita bandingkan dengan sel otak manusia yang memiliki 1 Triliun sel, yang artinya bahwa sel otak manusia 142.857.143 kali lipat dari sel otak lebah. Kalau Lebah bisa melakukan sesuatu yang luar biasa dan bermakna bagi manusia, bagaimana dengan kita ? apa yang bisa dilakukan oleh kita dengan memiliki 1 Triliun sel otak ? apakah sudah mengoptimalkan keseluruhan sel otak kita ? sungguh suatu tantangan bagi kita semua untuk berbuat sesuatu bagi sesama.

Jika sel otak kita mati sejuta setiap hari, maka jumlah sel otak yang berkurang jika kita mencapai umur 100 tahun hanya berkurang sekitar 3,6 %, sungguh merupakan angka yang sangat kecil.

Namun menurut penelitian para ilmuan mengatakan bahwa jumlah sel otak manusia bisa bertambah, bagian-bagian otak manusia dapat menghasilkan ribuan sel otak baru setiap hari.

Otak adalah alam semesta seberat satu kilogram ( Marian C.Diamond ).

Jika seluruh informasi buku perpustakaan di dunia atau seluruh informasi jaringan telekomunikasi di dunia dimasukkan ke dalam otak, otak manusia tidak akan penuh.

Jika setiap detik dimasukkan 10 informasi sampai kita meninggal, ke dalam otak kita, misalnya sampai umur kita 100 tahun, maka otak manusia belum terisi separuhnya, sungguh fantastis..

Kapasitas otak manusia adalah angka satu diikuti angka nol yang panjangnya 10 pangkat 5 juta kilometer. Deretan nol sepanjang 10 pangkat 5 juta kilometer adalah sebanding dengan perjalanan bumi ke bulan sebanyak 14 kali pulang pergi.

Potensi otak manusia yang digunakan rata-rata hanya sekitar 0,0001% dari potensi otak manusia yang sesungguhnya. Para ahli jiwa pada tahun 1950 meneliti bahwa potensi otak manusia yang digunakan rata-rata hanya sekitar 50%, pada tahun 1970 sebesar 10%, tahun 1980 sekitar 1%, dan tahun 1990 yaitu 0,01%. Saat ini rata-rata potensi otak manusia yg digunakan kurang lebih 0,0001%.

Penurunan potensi otak manusia di atas bukanlah gambaran penurunan otak manusia yg digunakan, tetapi gambaran semakin akuratnya alat yg digunakan utk mengukur potensi rata-rata otak manusia. Yang artinya bahwa manusia baru sedikit menggunakan kemampuan otaknya. Inilah temuan baru yang dilakukan oleh penulis buku ini dengan menyingkap rahasia keajaiban otak manusia.

Bagaimana cara melejitkan daya ingat kita sampai 500%, Mr.SGM menemukan tekniknya dengan cara memberi kejut pada otak kanan khususnya yang berhubungan dengan daya ingat dan kreativitas. Teknik tersebut dilakukan melalui program khusus dalam bentuk CD yang berisi music instrumental dan animasi yang dapat menggali atau meng upgrade daya ingat kita, dipandu dengan teknik-teknik yang digunakan dalam sebuah buku yang berjudul ” Super Great Memory ”. Salah satu tekniknya untuk melejitkan daya ingat adalah dengan cara menghafal sesuatu dengan menggunakan otak kanan. Hal ini dilakukan dengan melatih daya hayal dan imajinasi sehingga memory kita dapat bertahan lama ( long term memory ).

Otak manusia akan lebih optimal manakala dapat menggunakan otak kanan dan otak kiri secara seimbang. Inilah rahasia negara-negara maju dalam mencetak generasi unggulnya seperti Jepang, China, Korea, Amerika, dll. Kapan Indonesia menyadari hal ini ? atau sudah lama mengetahuinya tapi tidak melakukan apa-apa.

Penggunaan kedua sisi otak yang tidak seimbang, seperti kecenderungan menggunakan otak kiri saja akan berdampak kepada sikap seseorang dalam melihat suatu masalah. Mereka akan lebih banyak melihat perbedaannya dari pada persamaannya, lebih melihat segala sesuatu secara parsial atau terkotak-kotak tidak secara holistik atau menyeluruh. Mereka juga memiliki sifat buruk sangka, iri, dan senantiasa berpikiran negatif, sedangkan orang yang menggunakan kedua sisi otaknya secara seimbang dapat melihat segala sesuatunya secara menyeluruh atau holistik dan senantiasa berperasaan positif, melihat dunia menyatu bukan terpisah-pisah, melihat suatu persamaan bukan perbedaan.

Hasil rangkuman dari buku : Super Great Memory, by Mr.SGM.

Di sarikan oleh : Arman A.Amirullah

Staf Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen Mandikdasmen, Depdiknas. 2008

SEBERKAS CAHAYA BAGI DUNIA PENDIDIKAN

SEBERKAS CAHAYA BAGI DUNIA PENDIDIKAN

OLEH GEMURUH FILM

“ LASKAR PELANGI “


Fenomena laskar pelangi tak henti-hentinya bergema, belum selesai orang – orang membicarakan novelnya yang menjadi novel terlaris sepanjang sejarah negara ini berdiri, kini pengagum buku tersebut tidak sabar menunggu buku ke empat dari tetralogi laskar pelangi yang berjudul “ Maryamah Karpov “. Sekarang kita digegerkan lagi dengan fenomena film laskar pelangi yang membuat 1,5 juta penonton meneteskan air mata haru hanya dalam waktu dua pekan ( Tabloid Bintang edisi 910, Oktober 2008 ).

Betapa tidak membuat orang tercengang, Presiden Republik Indonesia yang disibukkan oleh situasi ekonomi global yang memburuk dapat menyempatkan diri menonton film laskar pelangi bersama 100 anak-anak jalanan dan personil film laskar pelangi sebelum para petinggi atau politisi bahkan budayawan serta para pendidik menonton film tersebut sampai-sampai rapat kabinet terbatas bidang ekuin ditunda pada jam 22.00 – 24.00 WIB setelah selesai menonton film laskar pelangi.

Fenomena ini menyebar sampai di kota-kota besar di Indonesia, seperti di kota Bandung banyak calon penonton yang kecewa karena tidak kebagian tiket, bahkan banyak tiket yang sudah terjual untuk 2 - 3 hari ke depan, begitupun di kota Yogyakarta juga terjadi hal serupa.

Namun penulis tidak akan membahas lebih jauh mengenai fenomena film tersebut, penulis lebih tertarik untuk mengambil hikmah dibalik film tersebut dari sudut pandang dunia pendidikan.

Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa kunci utama kemajuan suatu bangsa adalah bagaimana keseriusan negara tersebut membangun pendidikannya.

Seberkas cahaya bagi dunia pendidikan dapat dipetik dari cerita film laskar pelangi :

1. Salah satu adegan di awal cerita kita melihat Ibu guru Muslimah ( diperankan oleh Cut Mini ) sedang memanggil anak-anak laskar pelangi untuk masuk kelas, akan tetapi anak-anak tersebut tidak memperdulikan apa kata Bu Muslimah, mereka lebih suka menikmati alam yang indah dengan bercanda sesama anggota laskar pelangi.

Akan tetapi begitu sang kepala sekolah “Pak Harfan” ( diperankan oleh Ikranegara ) memanggil anak-anak tersebut dengan metode keikhlasan yaitu dengan menawarkan suatu cerita yang menarik: “ wahai anak-anak..! apakah kalian tidak mau mendengar cerita tenggelamnya kaum Nabi Nuh karena kesombongannya“? serentak anak-anak sang laskar pelangi menjawab “ mau…pak guru..” sambil mereka berlari berlomba memasuki ruang kelas seakan tak sabar lagi mendengar cerita dari Pak guru. Apa yang dapat dipetik dari kejadian tersebut ? yaitu: bagaimana seorang kepala sekolah merangkap guru mampu menghayati perannya sebagai seorang guru yang penuh penghayatan dan keikhlasan sehingga mampu menggerakkan hati anak muridnya untuk masuk ke dalam kelas secara senang hati bukan karena terpaksa atau takut kepada kepala sekolah.

2. Dari sisi teknik pembelajaran, maka pada saat hari pertama anak-anak masuk sekolah Pak Harfan sang kepala sekolah tidak langsung menerangkan tata tertib sekolah atau kewajiban-kewajiban sebagai murid atau pakai seragam baju apa setiap hari?, atau bayar berapa setiap bulan?, apalagi menyinggung masalah mata pelajaran apa besok pagi?, itu sama sekali jauh dari pikiran seorang guru sejati dan guru sesungguhnya seperti pak Harfan, akan tetapi yang dia dilakukan adalah membuat anak tersebut bersemangat untuk meraih cita-cita dan tidak mudah menyerah melalui cerita-cerita yang inspiratif dengan mimik dan suara yang lantang dan terkadang turun naik intonasinya serta sorot mata yang tajam laksana seorang pemain drama kawakan sehingga mampu membius murid baru yang akan menjadi muridnya walaupun hanya berjumlah sepuluh orang, itupun dengan susah payah menunggu sampai siang baru bisa terkumpul sepuluh orang dan manakala muridnya tidak cukup sepuluh maka sekolah pak Harfan harus ditutup. Teknik ini membuat anak murid bersemangat untuk bersekolah, bukan beban atau karena keterpaksaan akan tetapi bagi anak adalah keasyikan.

3. Sosok Ibu Muslimah adalah seorang guru sejati yang sangat mencintai profesinya, ini dapat dilihat pada adegan Ibu Mus dengan perasaan gembira karena Pak Harfan adalah orang pertama yang memberi kepercayaan kepadanya untuk dapat mengajar sebagai seorang guru SD di SD Muhammadiyah Belitong sebagaimana yang dia cita-citakan sejak kecil. Walaupun dengan bermodalkan ijazah SKP ( Sekolah Kepandaian Putri ) setingkat SMP dengan gaji 15 kilogram beras dari sumbangan seorang tokoh masyarakat walaupun terkadang tidak selalu datang.

Pada saat anak-anak laskar pelangi ( gelar pemberian dari Bu Muslimah kepada 10 anak muridnya ) akan mengikuti lomba cerdas cermat maka gaji Bu Mus berupa beras 15 kg dijual untuk membeli kain putih lalu dijahit sendiri oleh Bu Mus untuk dipakai oleh murid-muridnya mengikuti lomba cerdas cermat dan menjadi juara satu ( sungguh suatu perbuatan mulia ). Kepiawaian Bu Muslimah menggali bakat anak didiknya adalah bukti bahwa Bu Mus bukanlah guru sembarangan, beliau mampu menyelami bakat dan kemampuan masing-masing muridnya dan tidak memaksakan kemampuan atau kelebihan setiap muridnya harus sama, Lintang yang lebih jago dalam bidang matematika, ilmu pengetahuan alam, biologi, Mahar yang jago seni, Ikal yang mempunyai kemampuan di atas rata-rata untuk semua mata pelajaran, Harun dengan keterbatasan mental, Samson yang tergila-gila dengan tubuh atletis seakan dipahami perbedaan ini oleh Ibu Mus, tidak dipaksakan kepada muridnya untuk mampu terhadap semua mata pelajaran ( bandingkan dengan sistim Ujian Nasional yang memaksakan nilai rata-rata untuk 5 mata pelajaran harus 5,1 ). Bakat muridnya disalurkan dengan tidak melarang Mahar membawa radio kesayangannya setiap hari ke sekolah yang terkadang naik ke pohon untuk menikmati lagu jazznya, begitupun saat Bu Mus memutuskan memberikan kesempatan kepada Mahar untuk memimpin teman-temannya mengikuti karnaval dengan memberi kepercayaan penuh kepada Mahar dalam memilih jenis penampilan yang akan dibawakan dan tanpa diduga diam-diam Mahar berhasil menciptakan kareografer tari asal papua dengan membaca buku hasil pemberian dari Flo anak sekolah kaum borjuis di kampong belitong.

Kemampuan ilmu pedagogi dan wawasan luas, kreativitas serta ketulusan hati yang dimiliki oleh Bu Mus dibuktikan dengan menjadikan alam sebagai kurikulum tidak tertulis dan mampu menjadikan tantangan alam dan keterbatasan fasilitas sebagai faktor pendorong anak-anak laskar pelangi dapat berkembang menjadi orang besar seperti Andrea Hirata, seakan beliau mengerti falsafah kupu-kupu: “bahwa dengan melalui perjuangan menembus kulit kepompong sewaktu berjuang untuk lahir ke dunia ini adalah cara Allah SWT membuat kupu-kupu untuk siap menjalani segala macam tantangan di muka bumi ini. Sehingga mampu membawa anak-anak laskar pelangi menjadi orang sukses dan menggapai cita-cita sampai ke Sorbone Prancis serta keliling Eropa dan Afrika, itulah penulis novel tetralogi Laskar Pelangi yang dibuat khusus untuk dipersembahkan kepada Ibu Muslimah dan tanpa disengaja novel tersebut menjadi fenomenal karena telah terjual lebih dari 700.000 copy.

4. Pesan moral sekaligus kritikan bagi dunia pendidikan kita yang disampaikan secara bijak oleh Pak Harfan saat berdialog dengan Pak Zulkarnaen selaku tokoh masyarakat yang menjadi donatur tetap SD Muhammadiyah Belitong dikatakan bahwa : “ Kecerdasan itu tidak ditentukan oleh angka-angka akan tetapi kecerdasan itu ada di dalam hati..” pesan ini mengandung makna yang begitu dalam apalagi kalau kita melihat sistem pendidikan kita yang bertumpu pada logika, kecerdasan seakan-akan diukur dari nilai rata-rata ujian nasional atau perolehan medali diajang internasional, padahal banyak orang cerdas atau orang sukses yang bukan berasal dari siswa yang dulunya mempunyai nilai ujian yang tinggi bahkan orang tersebut malah tidak lulus sekolah lanjutan atau orang yang di drop out dari sekolahnya atau universitasnya akan tetapi malah menjadi pencipta lapangan kerja bagi yang nilainya tinggi atau rangking sewaktu sekolah seperti: Bill Gates, Bob Sadino, Matshushita Konosuke( pemilik Panasonic Jepang yang bekas pegawai toko sepeda ). Inilah fakta nyata yang harus diterima bahwa kecerdasan tidak diukur dengan nilai akan tetapi dengan hati, lihatlah murid-murid Pak Harfan/Bu Mus yang kecerdasannya tidak diukur dengan nilai tapi dengan hati akan tetapi mampu menjadi juara karnaval serta menjadi juara cerdas cermat di kampungnya.

5. Satu lagi pesan moral dari seorang kepala sekolah dipedalaman belitong tempat Andrea Hirata bersekolah dikatakan bahwa : “ Hiduplah untuk memberi sebanyak-banyaknya...bukan hidup untuk menerima

sebanyak-banyaknya”. Suatu kata yang penuh hikmah dari seorang guru yang mampu membuat muridnya menjadi orang berguna bagi bangsanya dengan menulis sebuah buku yang dapat menginspirasi bagi jutaan orang termasuk Presiden Republik Indonesia, Menteri Pendidikan Nasional, para pejabat dilingkungan pemerintahan, anak muda, para remaja, seniman termasuk penulis sendiri, bisa menulis seperti ini karena terinspirasi oleh buku laskar pelangi.

Pelajaran apa yang dapat diperoleh dari film laskar pelangi bagi dunia pendidikan kita ? tentunya bermacam-macam pendapat akan lahir, tetapi yang jelas di depan mata adalah momen ini dapat dijadikan pemicu untuk bangkit menjadi negara maju seperti negara-negara lain di dunia ini. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi dunia pendidikan di Indonesia. Amin.

Oleh : Arman A.Amirullah

Direktorat Pembinaan TK dan SD

SEBERKAS CAHAYA BAGI DUNIA PENDIDIKAN OLEH GEMURUH FILM LASKAR PELANGI

SEBERKAS CAHAYA BAGI DUNIA PENDIDIKAN

OLEH GEMURUH FILM

“ LASKAR PELANGI “


Fenomena laskar pelangi tak henti-hentinya bergema, belum selesai orang – orang membicarakan novelnya yang menjadi novel terlaris sepanjang sejarah negara ini berdiri, kini pengagum buku tersebut tidak sabar menunggu buku ke empat dari tetralogi laskar pelangi yang berjudul “ Maryamah Karpov “. Sekarang kita digegerkan lagi dengan fenomena film laskar pelangi yang membuat 1,5 juta penonton meneteskan air mata haru hanya dalam waktu dua pekan ( Tabloid Bintang edisi 910, Oktober 2008 ).

Betapa tidak membuat orang tercengang, Presiden Republik Indonesia yang disibukkan oleh situasi ekonomi global yang memburuk dapat menyempatkan diri menonton film laskar pelangi bersama 100 anak-anak jalanan dan personil film laskar pelangi sebelum para petinggi atau politisi bahkan budayawan serta para pendidik menonton film tersebut sampai-sampai rapat kabinet terbatas bidang ekuin ditunda pada jam 22.00 – 24.00 WIB setelah selesai menonton film laskar pelangi.

Fenomena ini menyebar sampai di kota-kota besar di Indonesia, seperti di kota Bandung banyak calon penonton yang kecewa karena tidak kebagian tiket, bahkan banyak tiket yang sudah terjual untuk 2 - 3 hari ke depan, begitupun di kota Yogyakarta juga terjadi hal serupa.

Namun penulis tidak akan membahas lebih jauh mengenai fenomena film tersebut, penulis lebih tertarik untuk mengambil hikmah dibalik film tersebut dari sudut pandang dunia pendidikan.

Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa kunci utama kemajuan suatu bangsa adalah bagaimana keseriusan negara tersebut membangun pendidikannya.

Seberkas cahaya bagi dunia pendidikan dapat dipetik dari cerita film laskar pelangi :

1. Salah satu adegan di awal cerita kita melihat Ibu guru Muslimah ( diperankan oleh Cut Mini ) sedang memanggil anak-anak laskar pelangi untuk masuk kelas, akan tetapi anak-anak tersebut tidak memperdulikan apa kata Bu Muslimah, mereka lebih suka menikmati alam yang indah dengan bercanda sesama anggota laskar pelangi.

Akan tetapi begitu sang kepala sekolah “Pak Harfan” ( diperankan oleh Ikranegara ) memanggil anak-anak tersebut dengan metode keikhlasan yaitu dengan menawarkan suatu cerita yang menarik: “ wahai anak-anak..! apakah kalian tidak mau mendengar cerita tenggelamnya kaum Nabi Nuh karena kesombongannya“? serentak anak-anak sang laskar pelangi menjawab “ mau…pak guru..” sambil mereka berlari berlomba memasuki ruang kelas seakan tak sabar lagi mendengar cerita dari Pak guru. Apa yang dapat dipetik dari kejadian tersebut ? yaitu: bagaimana seorang kepala sekolah merangkap guru mampu menghayati perannya sebagai seorang guru yang penuh penghayatan dan keikhlasan sehingga mampu menggerakkan hati anak muridnya untuk masuk ke dalam kelas secara senang hati bukan karena terpaksa atau takut kepada kepala sekolah.

2. Dari sisi teknik pembelajaran, maka pada saat hari pertama anak-anak masuk sekolah Pak Harfan sang kepala sekolah tidak langsung menerangkan tata tertib sekolah atau kewajiban-kewajiban sebagai murid atau pakai seragam baju apa setiap hari?, atau bayar berapa setiap bulan?, apalagi menyinggung masalah mata pelajaran apa besok pagi?, itu sama sekali jauh dari pikiran seorang guru sejati dan guru sesungguhnya seperti pak Harfan, akan tetapi yang dia dilakukan adalah membuat anak tersebut bersemangat untuk meraih cita-cita dan tidak mudah menyerah melalui cerita-cerita yang inspiratif dengan mimik dan suara yang lantang dan terkadang turun naik intonasinya serta sorot mata yang tajam laksana seorang pemain drama kawakan sehingga mampu membius murid baru yang akan menjadi muridnya walaupun hanya berjumlah sepuluh orang, itupun dengan susah payah menunggu sampai siang baru bisa terkumpul sepuluh orang dan manakala muridnya tidak cukup sepuluh maka sekolah pak Harfan harus ditutup. Teknik ini membuat anak murid bersemangat untuk bersekolah, bukan beban atau karena keterpaksaan akan tetapi bagi anak adalah keasyikan.

3. Sosok Ibu Muslimah adalah seorang guru sejati yang sangat mencintai profesinya, ini dapat dilihat pada adegan Ibu Mus dengan perasaan gembira karena Pak Harfan adalah orang pertama yang memberi kepercayaan kepadanya untuk dapat mengajar sebagai seorang guru SD di SD Muhammadiyah Belitong sebagaimana yang dia cita-citakan sejak kecil. Walaupun dengan bermodalkan ijazah SKP ( Sekolah Kepandaian Putri ) setingkat SMP dengan gaji 15 kilogram beras dari sumbangan seorang tokoh masyarakat walaupun terkadang tidak selalu datang.

Pada saat anak-anak laskar pelangi ( gelar pemberian dari Bu Muslimah kepada 10 anak muridnya ) akan mengikuti lomba cerdas cermat maka gaji Bu Mus berupa beras 15 kg dijual untuk membeli kain putih lalu dijahit sendiri oleh Bu Mus untuk dipakai oleh murid-muridnya mengikuti lomba cerdas cermat dan menjadi juara satu ( sungguh suatu perbuatan mulia ). Kepiawaian Bu Muslimah menggali bakat anak didiknya adalah bukti bahwa Bu Mus bukanlah guru sembarangan, beliau mampu menyelami bakat dan kemampuan masing-masing muridnya dan tidak memaksakan kemampuan atau kelebihan setiap muridnya harus sama, Lintang yang lebih jago dalam bidang matematika, ilmu pengetahuan alam, biologi, Mahar yang jago seni, Ikal yang mempunyai kemampuan di atas rata-rata untuk semua mata pelajaran, Harun dengan keterbatasan mental, Samson yang tergila-gila dengan tubuh atletis seakan dipahami perbedaan ini oleh Ibu Mus, tidak dipaksakan kepada muridnya untuk mampu terhadap semua mata pelajaran ( bandingkan dengan sistim Ujian Nasional yang memaksakan nilai rata-rata untuk 5 mata pelajaran harus 5,1 ). Bakat muridnya disalurkan dengan tidak melarang Mahar membawa radio kesayangannya setiap hari ke sekolah yang terkadang naik ke pohon untuk menikmati lagu jazznya, begitupun saat Bu Mus memutuskan memberikan kesempatan kepada Mahar untuk memimpin teman-temannya mengikuti karnaval dengan memberi kepercayaan penuh kepada Mahar dalam memilih jenis penampilan yang akan dibawakan dan tanpa diduga diam-diam Mahar berhasil menciptakan kareografer tari asal papua dengan membaca buku hasil pemberian dari Flo anak sekolah kaum borjuis di kampong belitong.

Kemampuan ilmu pedagogi dan wawasan luas, kreativitas serta ketulusan hati yang dimiliki oleh Bu Mus dibuktikan dengan menjadikan alam sebagai kurikulum tidak tertulis dan mampu menjadikan tantangan alam dan keterbatasan fasilitas sebagai faktor pendorong anak-anak laskar pelangi dapat berkembang menjadi orang besar seperti Andrea Hirata, seakan beliau mengerti falsafah kupu-kupu: “bahwa dengan melalui perjuangan menembus kulit kepompong sewaktu berjuang untuk lahir ke dunia ini adalah cara Allah SWT membuat kupu-kupu untuk siap menjalani segala macam tantangan di muka bumi ini”. Sehingga mampu membawa anak-anak laskar pelangi menjadi orang sukses dan menggapai cita-cita sampai ke Sorbone Prancis serta keliling Eropa dan Afrika, itulah penulis novel tetralogi Laskar Pelangi yang dibuat khusus untuk dipersembahkan kepada Ibu Muslimah dan tanpa disengaja novel tersebut menjadi fenomenal karena telah terjual lebih dari 700.000 copy.

4. Pesan moral sekaligus kritikan bagi dunia pendidikan kita yang disampaikan secara bijak oleh Pak Harfan saat berdialog dengan Pak Zulkarnaen selaku tokoh masyarakat yang menjadi donatur tetap SD Muhammadiyah Belitong dikatakan bahwa : “ Kecerdasan itu tidak ditentukan oleh angka-angka akan tetapi kecerdasan itu ada di dalam hati..” pesan ini mengandung makna yang begitu dalam apalagi kalau kita melihat sistem pendidikan kita yang bertumpu pada logika, kecerdasan seakan-akan diukur dari nilai rata-rata ujian nasional atau perolehan medali diajang internasional, padahal banyak orang cerdas atau orang sukses yang bukan berasal dari siswa yang dulunya mempunyai nilai ujian yang tinggi bahkan orang tersebut malah tidak lulus sekolah lanjutan atau orang yang di drop out dari sekolahnya atau universitasnya akan tetapi malah menjadi pencipta lapangan kerja bagi yang nilainya tinggi atau rangking sewaktu sekolah seperti: Bill Gates, Bob Sadino, Matshushita Konosuke( pemilik Panasonic Jepang yang bekas pegawai toko sepeda ). Inilah fakta nyata yang harus diterima bahwa kecerdasan tidak diukur dengan nilai akan tetapi dengan hati, lihatlah murid-murid Pak Harfan/Bu Mus yang kecerdasannya tidak diukur dengan nilai tapi dengan hati akan tetapi mampu menjadi juara karnaval serta menjadi juara cerdas cermat di kampungnya.

5. Satu lagi pesan moral dari seorang kepala sekolah dipedalaman belitong tempat Andrea Hirata bersekolah dikatakan bahwa : “ Hiduplah untuk memberi sebanyak-banyaknya...bukan hidup untuk menerima

sebanyak-banyaknya”. Suatu kata yang penuh hikmah dari seorang guru yang mampu membuat muridnya menjadi orang berguna bagi bangsanya dengan menulis sebuah buku yang dapat menginspirasi bagi jutaan orang termasuk Presiden Republik Indonesia, Menteri Pendidikan Nasional, para pejabat dilingkungan pemerintahan, anak muda, para remaja, seniman termasuk penulis sendiri, bisa menulis seperti ini karena terinspirasi oleh buku laskar pelangi.

Pelajaran apa yang dapat diperoleh dari film laskar pelangi bagi dunia pendidikan kita ? tentunya bermacam-macam pendapat akan lahir, tetapi yang jelas di depan mata adalah momen ini dapat dijadikan pemicu untuk bangkit menjadi negara maju seperti negara-negara lain di dunia ini. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi dunia pendidikan di Indonesia. Amin.

Oleh : Arman A.Amirullah

Direktorat Pembinaan TK dan SD

Wednesday, June 18, 2008

MENCETAK GENERASI UNGGUL ALA JEPANG

Kekeliruan dunia pendidikan kita selama ini terletak pada ketidakmampuan para pakar pendidikan, pendidik, bahkan pengambil kebijakan untuk mencetak generasi unggul. Generasi ini punya ciri kreatif, perekayasa, pencipta, dan bersikap atau bertingkahlaku teladan. Selain berbudi pekerti luhur, generasi unggul dalam kehidupan keseharian dicirikan peduli sesama, menghargai pendapat orang lain, tertib, jujur, disiplin, bertanggungjawab, penuh kasih sayang, cinta kebersihan, keindahan, dan lingkungan serta concern terhadap perdamaian.

Sayang seribu sayang, dunia pendidikan kita tampaknya masih terfokus mencetak " generasi pintar". Generasi ini lebih mengutamakan pencapaian prestasi program belajarnya dengan sasaran" mengejar ranking atau nilai NEM ( nilai evaluasi murni) dan UN ( Ujian Nasional ) tinggi" atau menjadi juara lomba matapelajaran tertentu.

Indonesia banyak melahirkan sederet juara olimpiade internasional, baik di bidang pelajaran matematika, sains, fisika, kimia maupun olahraga. Pertanyaannya, dengan mencetak generasi yang bertumpu pada logika(otak kiri) itu, apa yang bisa diharapkan demi kemajuan bangsa ke depan? Kita lupa, bangsa yang dibangun hanya dengan mengandalkan ilmu, tanpa bekal kreativitas dan moral, hanya akan menghancurkan bangsa itu sendiri.

Menurut penelitian mutakhir di AS, peran logika bagi sukses seseorang hanya 4%. Selebihnya (96%) sukses seseorang ditentukan oleh kemampuan " otak kanan " yang punya andil besar dalam hal kreativitas, imajinasi, inovasi, daya rasa, kreasi, seni, bersikap, kemampuan mencipta dan merekayasa.(MI,16/1'06) Kemampuan otak sadar manusia sendiri sebenarnya hanya 12% dari seluruh kemampuan otak manusia dan selebihnya (88%) berada di otak bawah sadar, tepatnya di otak kanan.(Quantum Ikhlas,2007)

Inilah rahasia bangsa Jepang, Korea, China, Singapura, dan negara-negara Barat hingga menjadi bangsa maju. Belakangan hal itu mulai diketahui dan disadari pula di India, Thailand, Vietnam, Malaysia, dan Filipina. Indonesia ? Barangkali baru sebagian kecil orang memahami pentingnya pengembangan peran otak kiri bagi sebuah sistem pendidikan.

Ironis, di tengah bangsa-bangsa lain makin aktif mengembangkan model pendidikan ke arah yang lebih baik, Indonesia justru masih berkutat pada berbagai masalah kompleks. Waktu, pikiran dan tenaga kita seolah terkuras hanya untuk membahas masalah pemberantasan korupsi, karut-marutnya pelayanan publik dan masalah birokrasi yang berbelit.

Apa yang salah dengan pendidikan kita ? Bukankah sejak duduk di kelas TK, SD, SMP, dan SMA siswa-siswi selain diajarkan pelajaran umum dan khusus juga tak ketinggalan selalu dicekoki pelajaran agama dan kewarganegaraan? Suasana religius pun selalu melingkupi keseharian anak-anak Indonesia. Khotbah-khotbah agama tak hanya dilakukan di tempat-tempat ibadah, namun juga di televisi, lingkungan kerja dan masyarakat.

Ini bertolak belakang dengan kehidupan nyata masyarakat kita, yang justru kurang mencerminkan nuansa kehidupan agamis. Budaya tertib dan bersih, yang diyakini sebagian dari iman, terabaikan. Tatanan kehidupan masyarakat secara umum pun tidak menunjukkan kebajikan dan keteraturan.

Pelanggaran lalu lintas merupakan hal yang biasa. Budaya antre dan sopan santun dianggap angin lalu. Kepedulian masyarakat terhadap kebersihan dan lingkungan, rendah. Banyak orang masih membuang sampah sembarang, sementara fasilitas umum kotor dan bau. Di lain pihak, kasus-kasus perusakan lingkungan dan kriminalitas jalanan selalu menghiasi media massa setiap hari.

Dari pengalaman ketika berkunjung ke Jepang dan mencermati secara seksama sekolah dasar di negeri Sakura ini, terlihat pembiasaan sikap disiplin dan tingkah laku bermoral telah ditanamkan sejak siswa mulai masuk sekolah. Meski tak dibekali pelajaran agama, tatanan kehidupan masyarakat Jepang nyatanya lebih mapan, tertib, bermoral.

Begitu anak didik memasuki lingkungan sekolah, mereka harus rela dan sabar melepas sepatu untuk ditukar dengan sandal/sepatu khusus yang sudah disediakan di loker-loker. Ketika siswa hendak ke toilet, sandal/sepatu yang dikenakannya pun masih harus ditukar lagi dengan sandal khusus toilet yang terparkir rapi di depan pintu toilet. Ingat, usai memakainya, siswa harus mengembalikannya ke posisi semula untuk memudahkan rekan lain yang akan menggunakan selanjutnya. Meski kelihatannya sepele, namun pembiasaan-pembiasaan ini dapat menumbuhkan kesadaran pada siswa untuk bersikap sabar, bertanggung jawab, menghargai orang lain, hidup bersih dan selalu menjaga kesehatan tubuh.

Di dalam kelas sendiri, anak-anak jepang sudah dibiasakan melayani teman-teman sekelasnya dengan menyajikan makanan secara bergiliran. Pembiasaan ini untuk menanamkan kesadaran anak-anak agar tertib, disiplin, menghargai budaya antre, rajin, penuh kebersamaan dan peduli sesama.

Di kelas-kelas sekolah Jepang banyak dipajang hasil karya siswa, baik di dinding maupun di atas rak-rak tempat tas siswa. Coraknya beraneka ragam, mulai dari karya dari barang-barang bekas dengan desain robot, mobil dan bangunan tinggi hingga bentuk-bentuk karya lainnya yang lebih rumit.

Pembiasaan memamerkan hasil karya siswa, merupakan momentum bagi siswa untuk meraih cita-cita. Lewat karya-karya tersebut, anak-anak Jepang kelak diharapkan bisa menjadi perakit mobil, robot, arsitek gedung-gedung bertingkat dan pencipta alat-alat canggih lainnya hingga menjadi kebanggaan bagi bangsanya.

Memang, kemampuan untuk berkreasi mendapat porsi besar dalam sistem pendidikan di Jepang. Sejak dini kemampuan dan kreativitas siswa digali sebesar-besarnya demi disiapkan sebagai tenaga terampil penuh kreativitas di bidang masing-masing di masa depan.

Falsafah Jepang mengatakan " Anak-anak adalah harta karun negara ". Nasib bangsa masa depan diyakini ada di pundak anak-anak mereka. Maka, negara selalu memperlakukan istimewa anak-anak Jepang, baik di bidang pendidikan, kesehatan, gizi, maupun perkembangan emosionalnya. Sistem pendidikan nasional Jepang pun lebih diarahkan demi kemajuan anak-anak bangsa ke depan.

Apakah kita akan terus membiarkan sistem pendidikan ini lebih bertumpu pada logika, tanpa mengutamakan penggalian kemampuan dan kreativitas seperti anak-anak Jepang ? ***

Dimuat dalam rubrik Opini Suara Karya, 8 Mei 2008.
(by: arman andi amirullah)

Thursday, June 12, 2008

PEMBUNUHAN KREATIVITAS ANAK

Secara tidak sadar sebenarnya kita telah membunuh kreativitas anak di sekolah dasar. Fakta ini kita bisa lihat pada matapelajaran anak SD selama satu minggu mereka hanya mendapatkan satu matapelajaran yang berkaitan dengan daya kreasi anak yaitu: matapelajaran Kerajinan Tangan dan Kesenian (KTK) dengan durasi 2 jam pelajaran.

Coba bandingkan dengan di Jepang untuk setingkat SD ada empat matapelajaran yang berkaitan dengan daya kreasi anak yaitu: matapelajaran ART, MUSIC, HOME ECONOMICS, dan CRAFT, masing-masing matapelajaran tersebut disajikan dengan durasi 4 jam pelajaran dalam seminggu.

Dapat kita bayangkan bagaimana kemampuan daya kreativitas anak dalam mengembangkan daya kreasinya melalui matapelajaran Music, Seni, Kerajinan Tangan, dan Keterampilan Jahit menjahit, Memasak, Menyulam dll.

Pantaslah kalau negara seperti Jepang dapat melahirkan generasi kreatif sebagai tumpuan dalam memajukan negaranya. Tak heran kalau jepang bisa menciptakan robot canggih, karena disekolah sudah dibiasakan membuat hasil karya dari barang bekas dengan disain robot, mobil, gedung bertingkat, pesawat terbang, dsb.

Tak heran pula kalau Jepang terbiasa dengan hidup bersih, disiplin waktu, menghargai orang lain, penuh tanggung jawab, sangat sopan dan santun terhadap sesama, rajin, tekun, ulet, sabar.
Semua itu mereka biasakan dengan pembiasaan disekolah melalui praktek dan karya cipta.

Sepertinya mereka telah mengetahui rahasia perkembangan otak manusia, dan rahasia perkembangan emosional anak, sehingga di usia TK dan SD kesempatan tersebut tidak dilewatkan oleh guru dan orang tua murid untuk mengeksplor potensi2 yang dimiliki oleh anak .

Mengapa di negara kita tidak dapat mengetahui rahasia tersebut ? atau sebenarnya mereka mengetahui tapi cuek..tidak ada kemauan untuk memperbaiki generasi penerusnya, karena masing-masing orang di negara ini hanya memikirkan dirinya sendiri atau kelompoknya.

Sudah langka orang-orang yang mau memikirkan bangsanya, semua berlomba meningkatkan kemapanan personal atau kelompok, kalau perlu orang/kelompok lain ditumbangkan demi mencapai ambisi pribadi/kelompok.

Bagaimana memperbaiki kenyataan ini, tentunya dengan mempersiapkan generasi baru melalui perubahan paradigma pendidikan di sekolah dasar dan menengah.

Semoga tulisan ini dapat menjadi pemicu bagi kita untuk tidak membunuh potensi kreativitas anak, dengan tidak diberinya waktu dan kesempatan dalam mengeksplor daya kreasi dan imajinasi anak.

Tuesday, June 10, 2008

MY DREAM....

Mimpi-mimpi ini muncul setelah terkoneksi dengan alam bawah sadar kami setelah diberi gelombang kejut oleh CD digital Prayer hasil penggabungan teknologi komputer, ilmu otak dan kekuatan hati. Sungguh suatu penemuan teknologi yang canggih karena dapat menggabungkan antara kekuatan teknologi dengan kekuatan hati sehingga dapat menemukan gelombang alpha yang mana gelombang tersebut terdapat pada otak manusia yang berada dibelahan kanan.

Mimpi-mimpi tersebut salah satunya adalah ingin mengubah paradigma pendidikan kita yang selama ini berlaku di negara ini. Paradigma yang ada saat ini adalah kecenderungan bahwa kesuksesan lebih banyak ditentukan oleh kecerdasan intelektual, sedangkan kecerdasan yang lain hanyalah pelengkap.
Padahal setelah kami membaca beberapa literatur dan mengawinkan dengan apa yang saya lihat pada negara yang sudah maju dalam dunia pendidikannya dan berhasil memasuki dunia modern, ternyata kuncinya bukan terletak pada intelektual atau kognitif akan tetapi sejauh mana potensi otak kanan anak manusia dapat di exlpor. Tak heran kalau kita melihat negara seperti di Jepang, maka matapelajaran di sekolah dasarnya begitu mudah alias gampang, fakta ini telah dibuktikan oleh anak kami sewaktu mengikuti kegiatan APCC ( Asia Fasific Children Convention, 2007 di Fukuoka, Jepang ) anak kami mengatakan " Kok pelajarannya mudah-mudah ya pak! matematikanya hanya tambah,kurang,perkalian,pembagian. Tapi pekerjaan keterampilannya banyak sekali..sambil memperlihatkan hasil karyanya yang dibuat selama di sana. Hal ini pun kami rasakan sewaktu ke jepang.