Tuesday, November 11, 2008

MENANGKAP PELUANG MENCETAK GENERASI JUJUR MELALUI “KANTIN KEJUJURAN”

DI SEKOLAH DASAR

Oleh : arman andi amirullah

Peluang ini telah digelontorkan oleh Jaksa Agung Hendarman Supandji dalam talk show di salah satu stasiun TV swasta bersama Budayawan Jaya Suprana ( 6/6-08). Yang menarik dalam talk show tersebut adalah Budayawan Jaya Suprana merasa terharu setelah melihat cuplikan rekaman salah satu kantin kejujuran di Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang telah dibentuk oleh Jaksa Agung yang berlokasi di Depok. Dalam tayangan tersebut siswa memberi tanggapan: “Bahwa mereka merasa diberi kesempatan oleh pemerintah untuk berlatih kejujuran, dan berharap sifat jujur dapat melekat dalam kepribadiannya”. Dalam talk show tersebut yang tak kalah menariknya adalah Sang Budayawan menganugerah

kan Rekor MURI kepada Jaksa Agung karena kepeduliannya mendirikan kantin kejujuran terbanyak di dunia sebanyak 831 kantin yang tersebar di seluruh Indonesia.

Momen ini tentunya menjadi angin segar bagi pembangunan moral bangsa melalui penyiapan “generasi jujur” di masa depan. Penulis sangat optimis peluang ini dapat menjadi pintu gerbang memasuki “ERA HEART START” yaitu suatu Era dimana segala sesuatunya dimulai dengan HATI.

BAGAIMANA PELUANG PENANA-MAN SIKAP JUJUR DI SEKOLAH DASAR ?

Tentunya peluang ini sangat terbuka di tingkat Sekolah Dasar, karena di usia inilah sifat-sifat kebajikan dapat mulai di tanamkan melalui pembiasaan-pembiasaan sikap di sekolah sehingga diharapkan sikap kejujuran kelak akan menjadi karakter bagi anak-anak bangsa. Dengan adanya kantin kejujuran di Sekolah Dasar maka akan menjadi suatu pembudayaan sikap jujur secara dini dan membumi, karena lembaga Sekolah Dasar terdapat mulai dari perkotaan sampai daerah –daerah pedalaman di seluruh Indonesia .

Pemerintah telah melakukan berbagai upaya dalam membangun pendidikan di tingkat Sekolah Dasar dari berbagai aspek, baik dari aspek sarana/prasarana, bakat dan prestasi, manajemen, guru, maupun aspek kelembagaan.

Lalu bagaimana dengan aspek Kepribadian Siswa ? sepertinya aspek ini telah terabaikan oleh kita sehingga belum ada program khusus yang digelontorkan oleh pemerintah secara Nasional dalam kaitan pembangunan kepribadian siswa di Sekolah Dasar, padahal aspek inilah yang menjadi kunci pokok dalam membangun peradaban suatu bangsa.

Dengan bergulirnya program penanaman sikap jujur sejak dini, menjadi pemicu bagi pemerintah untuk menangkap peluang tersebut dengan menjadikan sebagai program unggulan di Sekolah Dasar di seluruh Indonesia.

Hal ini perlu segera dilakukan karena pada jenjang inilah perlunya penanaman sikap-sikap dasar kehidupan melalui pembiasaan di sekolah, seperti: bagaimana berlatih menghargai orang lain, bertanggung jawab, jujur, disiplin, tertib, cinta kebersihan, tepat waktu, cinta tanah air, dsb. Manakala penanaman sikap tersebut tidak dilakukan sejak dini, maka jangan harap bangsa ini dapat melahirkan calon-calon pemimpin yang bermoral. Disamping hal-hal mendasar tersebut, Sekolah Dasar juga didukung oleh kondisi yang memungkinkan untuk melakukan penanaman sikap kepada anak karena di Sekolah Dasar menggunakan sistim “Guru Kelas” yang artinya setiap jenjang dari kelas satu sampai kelas enam dibimbing/diajar oleh seorang guru untuk semua matapelajaran kecuali pelajaran Pendidikan Jasmani dan Pendidikan Agama. Sehingga kesempatan atau waktu yang dimiliki oleh seorang guru SD sangat memungkinkan untuk melakukan pembinaan-pembinaan kepada anak didiknya. Berbeda pada jenjang Sekolah Menengah Pertama pada jenjang ini menganut sistim “Guru Matapelajaran” yang artinya setiap matapelajaran diajar oleh guru yang berbeda, walaupun pada jenjang ini ada guru wali kelas namun intensitas pertemuan dengan muridnya sangat sedikit.

Dengan waktu yang cukup banyak dimiliki oleh guru SD dalam bertatap muka terhadap muridnya, membuka peluang yang cukup untuk melakukan penanaman moral kepada anak didik, termasuk sikap jujur pada anak.

Bagaimana peran Departemen Pendidikan dalam menyikapi hal ini?, tentunya sebagai pengambil kebijakan dalam pembangunan pendidikan anak bangsa, harus secara jeli dan cerdas menangkap peluang tersebut dengan mengambil kebijakan-kebijakan taktis maupun strategis dalam mengejawantahkan peluang tersebut. Kebijakan-kebijakan tersebut dapat berupa Peraturan Menteri atau petunjuk-petunjuk teknis kepada Dirjen yang menangani pendidikan dasar untuk melakukan program-program yang berkaitan dengan penanaman sikap yang baik khususnya sikap jujur kepada anak didik sejak usia dini.

Program tersebut dapat berupa bantuan subsidi pembentukan Kantin Kejujuran di setiap Sekolah Dasar baik negeri maupun swasta termasuk Madrasah Ibtidaiyah di seluruh Indonesia. Model pemberian subsidi ini tentunya dapat mengadopsi model subsidi program lain yang sudah berjalan.

Program kantin kejujuran ini dapat menggunakan kantin sekolah yang sudah ada walaupun ada sekolah yang belum mempunyai kantin khususnya sekolah yang berada di pedalaman perlu didirikan kantin sekolah yang sederhana dengan desain suasana pedesaan, bagi sekolah yang sudah memiliki kantin tinggal merubah sistim yang ada, dari sistim konvensional menjadi sistim full Self Services ( semua dilayani oleh siswa sendiri baik membayar, mengambil kembalian maupun mengambil jumlah barang yang dibeli.). Dalam masa pengenalan program ini tentunya perlu diawasi oleh guru sampai program ini menjadi suatu kebiasaan, yang pada akhirnya akan menjadi suatu budaya jujur di Sekolah Dasar. Dana yang dibutuhkan pun hanya dana untuk merapikan, membersihkan kantin yang sudah ada. Program ini dapat dikelola oleh Sekolah atau Komite Sekolah. Disamping menanamkan pembiasaan sikap jujur kepada anak melalui kantin kejujuran ini juga dapat dijadikan pemicu bagi guru untuk berlaku jujur dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik. Momen ini juga dapat digunakan oleh guru untuk melakukan kontrol terhadap jenis jajanan anak yang memenuhi standar kesehatan.

BAGAIMANA DAMPAKNYA BAGI PEMBANGUNAN BANGSA ?

Permasalahan besar yang dihadapi oleh bangsa ini adalah terjadinya dekadensi moral yang cukup parah, sebagai akibat dari kesalahan grand desain penyiapan generasi penerus bangsa. Dengan tidak adanya sikap jujur dalam masyarakat, maka terjadilah penyelenggaraan negara dan transaksi dalam masyarakat yang tidak jujur, sehingga pada akhirnya lambat laun negara ini akan tertinggal jauh dengan negara lain, dan ini sudah terbukti bangsa Indonesia berada di bawah Malaysia, Thailand, Philipina, bahkan Vietnam. Contoh lain baru-baru ini KPK melakukan penggeledahan di kantor Bea Cukai Tanjung Priok telah ditemukan amplop tak bertuan dengan jumlah yang fantastis sebesar 500 juta rupiah, suatu jumlah yang tidak sedikit karena tentunya dikumpulkan hanya dalam beberapa hari. Berapa banyak yang terkumpul dalam setahun ? dan bagaimana dengan instansi lain yang berhubungan dengan pelayanan publik? seperti dunia perpajakan, perminyakan , peradilan, serta lalu lalang keluar masuknya Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) kita.

Semua permasalahan bangsa di atas mengerucut kepada satu persoalan mendasar bangsa ini yaitu diabaikannya sikap KEJUJURAN. Saatnya untuk kita melakukan sesuatu kepada Anak didik kita di Sekolah Dasar demi masa depan bangsa dengan menanamkan sikap Jujur sejak dini melalui pembentukan Kantin Kejujuran di Sekolah Dasar di seluruh Indonesia.

( Penulis adalah Staf Direktorat Pembinaan TK dan SD Ditjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Depdiknas. )

No comments: